Social Icons

Selasa, 27 November 2012

Sistem Koordinasi : Saraf


 Agar kegiatan tubuh manusia selalu serasi dan terpadu, diperlukan sistem koordinasi. Sistem koordinasi pada manusia terdiri atas sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Walaupun keduanya sama-sama bertugas mengatur keserasian kerja organ tubuh, namun keduanya mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan.





Persamaan











Sistem sarafSistem endokrin


  • Membantu, mengatur, dan memelihara homeostasis

  • Mensekresikan bahan kimia neurohumor




  • Membantu, mengatur, dan memelihara homeostasis

  • Mensekresikan bahan kimia hormon



Perbedaan











Sistem sarafSistem endokrin


  • Responsnya cepat

  • Signal-signal dibawa via neuron

  • Responsnya langsung

  • Responsnya langsung terhadap    rangsangan dari luar




  • Responsnya lambat

  • Hormon-hormon dibawa via peredaran darah

  • Responsnya tidak langsung

  • Responsnya langsung terhadap rangsangan dari dalam



SISTEM SARAF


otak thumb Sistem Koordinasi : Saraf (1)Sistem saraf dibangun olehsel-sel saraf (neuron) yang merupakan sistem koordinasi dan sistem kontrol yang “memberitahukan” kepada bagian-bagian tubuh apa dan kapan sesuatu harus dilakukan.

1.     Otak Besar (Cerebrum)
Pertumbuhan otak lebih baik daripada pertumbuhan sumsum tulang belakang. Makin tinggi nilai perbandingan antara otak dan sumsum tulang belakang, makin tinggi tingkat kecerdasannya. Otak besar merupakan pusat kesadaran, ingatan, kemauan, dan kegiatan fisiologis. Lapisan luar otak berwarna kelabu, banyak mengandung badan sel saraf atau neuron. Bagian dalam berwarna putih, banyak mengandung dendrit dan neurit (akson).

2.     Otak Tengah
Di depan otak tengah terdapat thalamus yang merupakan pusat pengatur sensoris. Sedang hipotalamus merupakan pusat pengatur suhu, selera makan, dan keseimbangan cairan tubuh. Bagian atas dari otak tengah merupakan lobus optikus, yang merupakan pusat refleks mata.

3.     Otak Kecil
Merupakan pusat koordinasi otot dan keseimbangan tubuh. Kerusakan pada bagian ini menyebabkan gerak otot tidak terkoordinasi lagi. Di depan otak kecil ini terdapat jembatan varol, yang merupakan jalan penghantar impuls dari otak bagian kiri ke bagian kanan tubuh dan sebaliknya.

4.     Sumsum Lanjutan (Medula Oblongata)
Banyak mengandung ganglion otak, dan merupakan pusat pengatur gerak refleks fisiologis denyut jantung,  pernapasan, pelebaran, dan penyempitan pembuluh darah.

5.     Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang mempunyai dua fungsi, yaitu:
a. sebagai penghubung impuls dari dan ke otak
b. memungkinkan jalan terpendek untuk terjadinya gerak refleks.
Berbeda dengan otak, lapisan luar sumsum tulang belakang berwarna putih dan banyak mengandung dendrit dan neurit (akson). Sedangkan bagian dalam berwarna kelabu yang banyak mengandung badan sel saraf. Di bagian dalam ini terdapat bagian yang berbentuk kupu-kupu, yang disebut akar dorsal dan akar ventral.
a.    Akar dorsal mengandung neuron sensorik, dan dendritnya berhubungan dengan reseptor.
b.    Akar ventral mengandung badan neuron motorik, aksonnya menuju ke otot atau efektor.
Otak dan sumsum tulang belakang sebagai pusat saraf dilindungi oleh selaput yang disebut meninges. Meninges terdiri atas 3 lapis, yaitu:
a.    duramater yang melekat pada tulang tengkorak.
b.    piamater yang melekat pada otak
c.    arakhnoid yang terletak di antara duramater dan piamater.
Di tengah bagian kelabu dari sumsum tulang belakang terdapat saluran yang disebut sentral kanalis yang berisi cairan serebropinal.perifer thumb Sistem Koordinasi : Saraf (1)

6.    Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri atas:
a.    12 pasang serabut saraf otak (saraf kranial), yang keluar dari beberapa bagian otak menuju alat-alat indera, otot, dan kelenjar.
b.    Serabut saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), seluruhnya berjumlah 31 pasang, yang merupakan gabungan dari saraf sensorik yang masuk ke akar dorsal dan saraf motorik yang keluar melalui akar ventral.

7.     Sel Saraf (Neuron)
Sel saraf merupakan unit dasar dari sistem saraf berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:
a.    Neuron sensorik (neuron aferen), berfungsi untuk menghantarkan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf, dendritnya berhubungan dengan reseptor (penerima rangsang) dan aksonnya berhubungan dengan neuron lain.
b.    Neuron motorik (neuron eferen), berfungsi untuk menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor, dendritnya menerima impuls dari akson neuron lain dan aksonnya berhubungan dengan efektor.
c.    Neuron konektor, merupakan penghubung antara neuron yang satu dengan neuron yang lain.
d.    Neuron ajustor, yang berfungsi untuk menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di sumsum tulang belakang atau di otak.

8.    Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)
Saraf otonom juga merupakan gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.    Saraf simpatetik
Berpangkal pada medula spinalis di daerah leher dan di daerah pinggang, sehingga disebut juga saraf torakolumbar. Fungsinya yaitu mengaktifkan alat supaya bekerja secara otomatis. Serabut saraf ini menuju ke otot polos, alat peredaran, alat pencernaan, alat pernapasan. Sifatnya meningkatkan aktivitas.
b.    Saraf parasimpatetik
Berpangkal pada medula oblongata dan ada yang di sakrum. Kerja saraf ini berlawanan dengan kerja saraf simpatis yaitu bersifat menghambat. Sebaliknya, bila simpatis menghambat kerja organ tertentu, maka parasimpatis yang akan menggiatkannya.

Mekanisme kerja sistem saraf
image thumb Sistem Koordinasi : Saraf (1)Neuron mempunyai kemampuan untuk menerima dan memberikan jawaban terhadap rangsang yang diberikan kepadanya. Rangsang yang diterima oleh reseptor akan dihantarkan ke pusat susunan saraf. Rangsang dari dendrit diteruskan ke badan sel saraf dan selanjutnya oleh akson akan diteruskan ke dendrit neuron yang lain. Hubungan antara akson dan dendrit disebut sinapsis. Bila impuls sampai  di ujung  akson, maka ujung akson tersebut akan melepaskan neurohumor (suatu zat penghantar impuls) yang disebut asetilkolin sehingga impuls bisa melewati sinapsis. Setelah impuls melewati sinapsis, maka asetilkolin akan segera dihapus oleh zat yang disebut asetilkolinesterase/kolinesterase.

Gerak Refleks
Untuk gerakan yang disadari, maka impuls akan menempuh jalur sebagai berikut:
rangsang (stimulus) –—> neuron sensorik —> otak —> neuron motorik —> efektor (otot/kelenjar) —> respon

Untuk gerak refleks, impuls menempuh jalur berikut:
rangsang (stimulus) –—> neuron sensorik —> neuron konektor —> neuron motorik —> efektor (otot/kelenjar) —> respon

Fungsi kemampuan gerak reflek sebenarnya adalah untuk perlindungan diri. Agar memungkinkan hal tersebut maka impuls harus berjalan lebih cepat dengan mem-bypass otak. Itu sebabnya gerak refleks tidak pernah memerlukan pengolahan jawaban di otak, karena memerlukan kecepatan untuk proteksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar