Masih ingat pelajaran Biologi tentang Vertebrata atau hewan bertulangbelakang? Kelompok hewan ini dibagi menjadi lima kelas, dimulai Pisces, Amphibi, Reptil, Aves, dan Mamalia. Urutan pembagian tersebut sebenarnya mencerminkan tingkat evolusi, mulai Pisces yang paling primitif, dan Mamalia yang paling modern. Setiap kelas memiliki ciri tertentu yang menunjukkan perkembangan evolusi.
Salah satu contoh hewan kelompok mamalia adalah Platypus (Ornithorhynchus anatinus) yang dikenal dengan ‘hewan berparuh bebek’. Mamalia asli Australia ini unik karena bereproduksi secara ovipar (bertelur) tetapi dia menyusui anaknya. Bertelur adalah salah satu ciri Aves (burung), sedang menyusui adalah salah satu ciri Mamalia. Itu sebabnya Platypus dianggap hewan peralihan dari Aves ke Mamalia.
Hewan berparuh bebek : bertelur tetapi menyusui
Ketika bertelur perilaku Platypus mirip dengan unggas. Ia mengeluarkan telornya pada sebuah tempat di sarangnya, kemudian akan dierami. Pada waktunya ketika telur menetas, sang Platypus junior akan keluar dari cangkang, lantas sang induk akan segera menyusui sang buah hati.
Inilah si Platypus (hewan berparuh bebek), yang dianggap hewan peralihan dari burung ke mamalia.
Sedang menyusui
Sesungguhnya dulu Platypus juga terdapat di Argentina serta wilayah Amerika Selatan. Ini terbukti dengan ditemukannya fosil mereka di kawasan tersebut. Sayangnya, Platypus mengalami kepunahan di beberapa tempat. Kini mereka hanya terdapat di Australia, terutama Tasmania, Victoria, New South Wales dan Queensland. Di lokasi tersebut pun populasi mereka kian berkurang. Pemerintah Australia kini tengah gencar melakukan program konservasi hewan kebanggaannya itu.
Platypus berbulu tebal berwarna hitam atau kecoklatan, dan tetap kering walau sudah terendam dalam air. Mereka adalah penyelam yang handal yang mampu bertahan di bawah air hingga 14 menit lamanya karena mampu menurunan detak jantungnya secara dramatis. Di bawah air inilah Platypus biasa mencari mangsa berupa ikan-ikan kecil, telur ikan, katak, dan sebagainya, dan biasa dilakukan pada malam hari.
Hewan ini memiliki elektroreseptor yang berada di dalam paruhnya. Indera ini membantu mendeteksi gerakan atau medan elektris yang dihasilkan hewan air lain. Paruh yang fleksibel seperti karet ini juga mengandung berbagai sensor lain yang mampu mendeteksi keberaaan mangsa.
Platypus adalah perenang yang andal. Keempat kakinya sangat gesit ketika berada di dalam air. Di darat, ia berjalan seperti cicak atau hewan melata. Bila ada ancaman predator, mereka akan segera masuk ke dalam air. Ekornya mirip ekor ikan membantu mereka berenang dengan cepat. Satu keanehan yang lain adalah platypus jantan dapat menyalurkan racun dari sejumlah bagian di tungkai kakinya. Jadi berbahaya juga.
Sumber : www.biologimediacentre.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar